MAKALAH : TUGAS AGAMA ISLAM #4



#4 
AQIDAH ISLAM 
(RINTA LARASATI, HARIYATI, YUNIARTI)
 
BAB I 
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang masalah

Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.   
Pendidikan akidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah menyebabkan amalannya tidak mendapat ridhoAllah swt. Ayat-ayat yang pertama diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw di Makkah menjurus kepada pembinaan akidah. Dengan asas pendidikan dan penghayatan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi Muhammad saw telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang mempunyai daya tahan yang kental dalam mempertahan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Bilal bin Rabah tidak berganjak imannya walaupun disiksa dan ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir yang panas terik



1.2          Rumusan masalah
1.                       Apa yang di maksud dengan Aqidah ?
2.                       Bagaimana kah ruang lingkup Aqidah ?
3.                       Bagaimana penjelasan Rukun Islam , Rukun Iman , dan Ihsan ?
4.                       Bagaimana Implementasi Aqidah dalam kehidupan sehari-hari ?


1.3          Tujuan penulisan

   Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu aqidah secara etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah,  pengertian aqidah yang ditinjau dari ayat-ayat Al Qur’an, ruang lingkup pembahasan dan manfaat dari aqidah untuk seorang muslim



BAB II
PEMBAHASAN TEORI

2.1       Pengertian aqidah

Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :

 Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan).  Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.

Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.





Pengertian aqidah menurut hasan al-Bann
"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan". 


Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy
"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. 

Dalam pengertian lain aqidah berarti pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia, dan kehidupan, dan tentang apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta hubungan kehidupan dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
Pemikiran menyeluruh inilah yang dapat menguraikan ‘uqdah al-kubra’ (permasalahan besar) pada diri manusia, yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan; siapa yang menciptakan alam semesta dari ketiadaannya? Untuk apa semua itu diciptakan? Dan ke mana semua itu akan kembali (berakhir)?


2.2       Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain


2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.

4. Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.

2. 3      Rukun Islam , Rukun Iman dan Ihsan

Islam
1) Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti diantaranya :
·         Salam artinya selamat, aman sentosa, sejahtera. Yani aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia didunia akhirat.
·         Aslama artinya menyerah atau masuk Islam. Yakni mengajarkan penyerahan diri kepada Allah SWT.
·         Silmun artinya keselamatan atau perdamaian.
·         Salamum artinya tangga atau kendaraan.
Menurut istilah Islam adalah agama Allah yang di wahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak nabi Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW. Agama Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik keyakinan ibadah, sosial, hukum, politik, ekonomi dan lain sebagainya yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia agar tercapai kehidupan yang ridhai Allah SWT dan kebahagian hidup didunia dan akhirat.
Islam sebagai agama Samawi terakhir memiliki hubungan erat dengan yang sebelumnya berupa:
·       Merupakan agama universal (berlaku untuk segenap umat manusia sepanjang masa diseluruh dunia).
·       Dibawakan oleh nabi Muhammad SAW merupakan penyempurna agama Allah yang diwahyukan kepada rasul sebelumnya.
·       Merupakan pelurus dan pengreksi terhadap perubahan atau penyimpangan yang terjadi pada agama-agam sebelumnya.
2) Kebenaran agama Islam
Islam adalah agama yang paling diridhai disisi Allah SWT dan sebagai agama yang benar ajarannya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
·           Jelas asal-usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
·           Dibawakan oleh nabi terakhir Muhammad SAW.
·           Diterjangkan dalam kitab sucinya yaitu Al-Quran.
·           Ajarannya tidak bertentangan dengan fitrah manusia.
·           Mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara praktis oleh pemeluknya.
·           Sebagai agama samawi, Islam memiliki sumbernya yaitu Al-Quran dan Hadist.
3) Aspek-aspek ajaran Islam
Secara garis besar, aspek ajaran Islam terdiri atas 3 hal, yaitu:
1.        Aqidah merupakan fondasi agama Islam yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya, terperinci dan monoteistis. Inti ajarannya adalah mengesakan Allah SWT.
2.        Syariah secara bahasa berarti “jalan yang harus dilalui” sedangkan menurut istilah berarti “ketentuan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan flora dan founa serta alam sekitarnya.
Syariah dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu:
·         Ibadah adalah hubungan manusia dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah.
·         Muamalah yaitu aturan tentang hubungan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan hidupnya.
3. Akhlaq menurut bahasa berarti “perbuatan”, sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara yang terpuji dan tercela. Akhlak yang benar menurut islam adalah yang dilandasi iman yang benar. Secara garis besar akhlaq islam mencakup manusia kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap flora dan fauna serta alam sekitar kita.
Iman
Pengertian Iman adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan. Iman secara bahasa berasal dari kata Asman-Yu’minu-limaanan artinya meyakini atau mempercayai. Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada aqidah yang terumuskan dalam rukun Iman, yaitu:
1.    Iman kepada Allah yaitu mempercayai bahwa Allah adalah dzat yang maha esa beriman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin akan keesaannya baik dalam perbuatannya, penciptaan alam seluruhnya maupun dalam penerimaan ibadah segenap hambanya.
·         Bukti keesaan Allah
Keesaan Allah atau tauhid merupakan konsep refolusioner yang merupakan inti ajaran islam. Didalamnya terkandung pengertian bahwa hanya ada satu Tuhan penguasa alam semesta. Bukti keesaan Allah dengan cara mudah dimengerti adalah kalau lebih dari satu keteraturan dan ketundukan alam semesta tidak akan terwujud, sehingga hal ini mungkin terjadi apabila hanya ada satu Tuhan yang mengatur dan mengendalikannya yaitu Allah SWT.

·         Hukum beriman kepada Allah
Allah dengan jelas memerintahkan agar manusia hanya menyembah Allah dan jangan sekali-kali menyekutukannya dengan sesuatu yang lain. Perintah itu berarti wajib hukumnya percaya kepada yang telah menciptakan alam semesta yaitu Allah.
·         Akibat bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT.
1.      Tidak dapat menerima kebenaran.
2.      Selalu dalam keadaan bimbang dan ragu.
3.      Tidak boleh diangkat menjadi pemimpin bagi kaum yang beriman hanya akan memperoleh kemenangan sementara.
4.      Menjadi musuh Allah akan mendapat siksaa neraka.
·         Allah mempunyai sifat-sifat diantaranya yaitu hidup, tidak berpemulaan, kekal, maha kuasa, maha tahu, berkemauan bebas, berbeda dengan makhluk-Nya, maha mendengar.
·         Hikmah beriman kepada Allah.
1.      Kemerdekaan jiwa kekuasaan orang lain.
2.      Dapat menimbulkan keberanian untuk terus maju dalam membela kebenaran.
3.      Menimbulkan keyakinan untuk terus maju dalam membela kebenaran.
4.      Mendapatkan kehidupan yang baik, adil dan makmur akan dipercepat oleh Allah.
2.    Iman kepada Malaikat-Nya adalah mempercayai bahwa Allah mempunyai mahluk yang gaib bernama malaikat yang tidak pernah durhaka pada-Nya, senantiasa melaksanankan tugasnya dengan cermat dan sebaik-baiknya. Ada sepuluh malaikat yang diwajibkan diketahui oleh umat Islam:

1.      Jibril, menyampaikan wahyu.
2.      Mikail, menyelenggarakan rizki mahluk.
3.      Israfil, meniup sangkarkala dan menjaga alam.
4.      Izrail, mengurus pencabut roh.
5.      Ridwan, menjaga surga.
6.      Malik, menjaga neraka.
7.      Raqib, mencatat amal baik manusia.
8.      Atib, mencatat amal buruk manusia.
9.      Mungkar dan,
10.  Nangkir mengajukan pertanyaan pada mayat didalam kubur.
3.      Iman kepada kitab-kitab-Nya adalah mempercayai bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang di turunkan kepada rasulnya sebagai pedoman hidup bagi umatnya. Kitab Allah dan Kalamullah artinya perintah atau ketentuan Allah. Setiap manusia berkewajiban mengimani semua kitab Allah sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 85. Adapun kitab-kitab yang diwajibkan diimani dan tercatat dalam Al-Quran ialah:
1)      Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS. QS Al-Baqarah ayat 53.
2)      Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS. QS Al-Israa ayat 55.
3)      Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS. S QS Al-Maidah ayat 46.
4)      Kitab Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Qs Thaha ayat 113.



Keistimewaan Al-Quran dari kitab-kitab lainnya:
·         Merupakan penyempurnaan kitab Allah sebelumnya yang berisi bimbingan dan petunjuk bagi manusia untuk memperoleh husnul khotimah dengan menghindari berlaku durhaka kepada Allah.
·         Masa berlakunya Al-Quran tidak terbatas.
·         Keaslian isinya terpelihara.
·         Ajarannya sempurna dan mudah dimengerti.
4.        Iman kepada Rasul-rasul-Nya adalah meyakini Allah mengutus rasul-rasul untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya pada umat manusia. Rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah dengan di beri wahyu untuk disampaikan kepada umatnya dan dijadikan sebagai pedoman agara memperoleh kebahagian didunia dan akhirat. Wahyu dari segi bahasa dapat berarti isyarat. ilham atau perundingan yang bersifat rahasia. Sedangkan wahyu menurut istilah adalah nama bagi sesuatu yang didatangkan dengan cara cepat dari Alllah kedalam dada para nabi dan rasulnya. Kemudian rasul juga bertugas memberi bimbingan dan contoh teladan yang sebaik-baiknya bagi umatnya. Para rasul diutus Allah sejalan dengan tahap-tahap perkembangan hidup umat manusia yaitu:
·         Pertama, masa kanak-kanak. Para rasul diutus kepada umat tertentu untuk membawa ajaran tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
·         Kedua, masa remaja. Sejarah umat manusia ketika para rasul diutus dalam rangka melangsungkan ajaran tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
·         Ketiga, masa dewasa. Sejarah umat manusia ditandai dengan kekuatan akal. Komunikasi antar umat mulai dirasakan kompleks, karena macam faktor pertukaran kebutuhan hidup.
5.        Iman kepada hari akhir adalah mempercayai atau meyakini akan adanya hari dimana Allah akan mengkhiri kehidupan di alam semesta. Iman terhadap adanya hari akhir merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena termasuk salah satu rukun iman. Apabila seseorang mengimani akan adanya Allah dia dengan sungguh-sungguh mempelajari dan selalu mengingat-Nya. Begitu pula seseorang yang mengimani akan adanya hari akhir.
6.        Iman kepada Takdir Allah artinya mempercayai bahwa dalam penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah telah menciptakan kepastian dan ketentuan-Nya. Terhadap makhluk selain manusia ketentuan yang diberlakukan Allah atasnya pada dasarnya hanyalah sunnatullah atau hukum alam saja.
a)      Hubungan ikhtiar dengan Qadha dan Qadar
Beriman kepada taqdir itu akan memberikan pelajaran kepada kita bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh dzat yang maha tinggi yaitu Allah. Perlu diketahui bahwa manusia tidak dapat mengetahui taqdir secara pasti, karena itu hanya tertulis di Lauhul Mahfudz. Maka dengan begitu terbuka kesempatan bagi manusia untuk menjadi kreatif dan dinamis dalam berikhtiar. Bahkan Allah memberikan kepada manusia kesempatan untuk berusaha merubah nasib (takdir) yang melekat pada dirinya.
b)      Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar, yaitu:
·         Mendorong untuk giat dan semangat bekerja.
·         Menumbuhkan rasa percaya diri dan optimis.
·         Dapat terhindara dari rasa putus asa.
·         Menghilangkan kesembongan.


Ihsan
Ihsan berasal dari kata Ahsana-Yuhsinu-Ihsaanan yang artinya “berbuat baik”. Sedangkan pengertian Ihsan menurut istilah adalah menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya jika tidak biasa demikian maka sesungguhnya Allah maha melihat. Maka Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan diiri sebagai yang sedang menghadap Allah dan berada di  kehadirat-Nya ketika beribadah. Ihsan adalah pendidikan atau latihan untuk mencapai dalam arti sesungguhnya. Ihsan di analogkan sebagai bangunan Islam ( rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke Islaman seseorang.  Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama dengan fungsinya sebagai atap bangunan.
Ihsan mempunyai landasan yaitu :
1.      Landasan Qauli”sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu” (HR. Muslim). Tuntutan untuk berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal dan optimal.
2.      Ladasan Kauny
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatullah setiap orang suka akan berbuat ihsan:
Alasan berbuat Ihsan.
    • Adanya monitoring Allah (muraqaabatullah).
    • Adanya kebaikan Allah (ihsanullah).



Dengan adanya muraqabatullah dan ihsanullah maka sudah selayaknya kita berihsanuniyat (berniat yang baik). Karena akan mengarahkan kita kepada :
·         Ikhlasunniyat (niat yang ikhlas)
·         Itqanul ‘amal (amal yang rapi
·         Jaudatul adaa’ (penyelesaian yang baik)
Keuntungan seseorang jika beramal yang ihsan antara lain:
·         Dicintai oleh Allah
·         Mendapatkan pahala
·         Mendapatkan pertolongan Allah

2. 4         Implementasi Aqidah dalam kehidupan sehari-hari

Implementasi aqidah dalam kehidupan

Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena:
·         Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan.
·         Tanpa aqidah yang lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan.
Oleh karena itu, akidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
1)      Aqidah dalam individu
Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya, merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Quran, menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.
2)      Aqidah dalam keluarga
Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam.
Contoh implementasi aqidah dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
3)      Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, antara lain  dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram dan harmonis.
Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.
4)      Aqidah dalam kehidupan bernegara
Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena rakyatnya sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang benar. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.
5)      Aqidah dalam pemerintahan
Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan. Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada ketetapan Al-qur’an dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak memiliki penyelesaian yang pasti dalam Al-qur’an dan hadist, maka akan dibuat keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut. Segala keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar dan diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu kehidupan berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.

Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya

BAB III
PENUTUP

3.3          Kesimpulan

Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah.
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.
Atas dasar ini, akidah merzcerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Keyakinan harus di dasari dengan mengesakan Allah, karena barang siapa yang menyakin adanya Tuhan maka hendaknya harus yakin bahwa Allah itu esa/satu. Seperti di tuangkan pada surat Al Ikhlas bermakna memurnikan ke esaan Allah SWT, diterangkan bahwa kandungan Al-Qur’an ada tiga macam: Tauhid, kisah-kisah dan hukum-hukum. Dan dalam surat ini terkandung sifat-sifat Allah yang merupakan tauhid. Dinamakan surat Al-Ikhlash karena didalamnya terkandung keikhlasan (tauhid) kepada Allah dan dikarenakan membebaskan pembacanya dari syirik (menyekutukan Allah )
Adapun kaitan antara ketiga hal tersebut yaitu Iman berkaitan dengan aqidah, Islam berkaitan dengan syariah, dan Ihsan berkaitan dengan khuluqiyah. Dari ketiga hal diatas maka dalam perkembangan ilmu keislaman, ilmu terkelompok menjadi aqidah, fikih, dan akhlaq.
Diantara pengelompokan kata dalam agama islam ialah iman, islam dan ihsan. Berdasarkan sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu memberikan umat ide tentang rukun iman, rukun islam dan penghayatan terhadap Tuhan yang maha hadir dalam hidup.
Setiap pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dri pengertian tersebut memiliki arti masing-masing istilah terkait satu dengan yang lain. Bahkan tumpang tindih sehingga satu dari ketiga istilah tersebut mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dari pengertian inilah kita mengerti bahwa islam, iman dan ihsan adalah trilogy ajaran Ilahi.
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya





DAFTAR PUSTAKA

Buku tafsiirul Qur’anani ‘azhiiim (tafsir ibni katsir ) , karya al-hafish ‘imaduddin abul fida isma’il bin katsir al-quraisy ad-dimasyqi , tahiq :sami bin Muhammad as-salammah , cet. III, Daar thyyibah, th.1426 H
Darsono, T.Ibrahim.2005.AQIDAH ISLAM. SOLO, Tiga serangkai
Munawar, Khalidm,1991 KELENGKAPAN TARIKH NABI MUHAMMAD SAW, Bandung : CV Diponegoro
Dr. Wajidi Sayadi, M.Ag, M. Edi kurnanto , PESAN-PESAN NABI SAW TENTANG PENDIDIKANI. 2008

0 komentar:

Posting Komentar


up