#4
AQIDAH ISLAM
(RINTA LARASATI, HARIYATI, YUNIARTI)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa
sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah
kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan
Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia,
manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa
yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai
mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa
akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu
manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang
diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak
luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang
diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada
kita, para umat manusia.
Pendidikan akidah merupakan
asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti amalan Islam
seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah menyebabkan amalannya tidak
mendapat ridhoAllah swt. Ayat-ayat yang pertama diturunkan oleh
Allah swt kepada Nabi Muhammad saw di Makkah menjurus kepada pembinaan akidah.
Dengan asas pendidikan dan penghayatan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi
Muhammad saw telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang mempunyai daya tahan
yang kental dalam mempertahan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Bilal bin
Rabah tidak berganjak imannya walaupun disiksa dan ditindih dengan batu besar
di tengah padang pasir yang panas terik
1.2 Rumusan masalah
1.
Apa yang di maksud
dengan Aqidah ?
2.
Bagaimana kah ruang
lingkup Aqidah ?
3.
Bagaimana penjelasan
Rukun Islam , Rukun Iman , dan Ihsan ?
4.
Bagaimana Implementasi
Aqidah dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan penulisan
Makalah ini
ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu aqidah secara
etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah, pengertian aqidah
yang ditinjau dari ayat-ayat Al Qur’an, ruang lingkup pembahasan dan
manfaat dari aqidah untuk seorang muslim
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
2.1 Pengertian aqidah
Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :
Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar
"al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam
(penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah
(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu
(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan
al-jazmu (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada
orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya
Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan
As Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya
digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut
yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.
Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)
Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Pengertian aqidah menurut hasan al-Bann
"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman
jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan".
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy
"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
Dalam pengertian lain aqidah berarti pemikiran
menyeluruh tentang alam, manusia, dan kehidupan, dan tentang apa-apa yang ada
sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta hubungan kehidupan dengan apa yang
ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
Pemikiran menyeluruh inilah yang dapat menguraikan
‘uqdah al-kubra’ (permasalahan besar) pada diri manusia, yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan;
siapa yang menciptakan alam semesta dari ketiadaannya? Untuk apa semua itu
diciptakan? Dan ke mana semua itu akan kembali (berakhir)?
2.2 Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan
lain-lain
2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab
Allah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh
dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan
tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli
berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.
2. 3 Rukun Islam , Rukun Iman dan Ihsan
Islam
1) Pengertian
Islam
Kata
Islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti diantaranya :
·
Salam artinya selamat,
aman sentosa, sejahtera. Yani aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia
didunia akhirat.
·
Aslama artinya menyerah
atau masuk Islam. Yakni mengajarkan penyerahan diri kepada Allah SWT.
·
Silmun artinya
keselamatan atau perdamaian.
·
Salamum artinya tangga
atau kendaraan.
Menurut
istilah Islam adalah agama Allah yang di wahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak
nabi Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW. Agama Islam mengatur seluruh
aspek kehidupan manusia baik keyakinan ibadah, sosial, hukum, politik, ekonomi
dan lain sebagainya yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia agar
tercapai kehidupan yang ridhai Allah SWT dan kebahagian hidup didunia dan
akhirat.
Islam
sebagai agama Samawi terakhir memiliki hubungan erat dengan yang sebelumnya
berupa:
·
Merupakan agama
universal (berlaku untuk segenap umat manusia sepanjang masa diseluruh dunia).
·
Dibawakan oleh nabi
Muhammad SAW merupakan penyempurna agama Allah yang diwahyukan kepada rasul
sebelumnya.
·
Merupakan pelurus dan
pengreksi terhadap perubahan atau penyimpangan yang terjadi pada agama-agam
sebelumnya.
2)
Kebenaran agama Islam
Islam
adalah agama yang paling diridhai disisi Allah SWT dan sebagai agama yang benar
ajarannya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
·
Jelas asal-usulnya
yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
·
Dibawakan oleh nabi
terakhir Muhammad SAW.
·
Diterjangkan dalam
kitab sucinya yaitu Al-Quran.
·
Ajarannya tidak
bertentangan dengan fitrah manusia.
·
Mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara praktis oleh pemeluknya.
·
Sebagai agama samawi,
Islam memiliki sumbernya yaitu Al-Quran dan Hadist.
3)
Aspek-aspek ajaran Islam
Secara
garis besar, aspek ajaran Islam terdiri atas 3 hal, yaitu:
1.
Aqidah merupakan fondasi agama
Islam yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya, terperinci dan
monoteistis. Inti ajarannya adalah mengesakan Allah SWT.
2.
Syariah secara bahasa berarti
“jalan yang harus dilalui” sedangkan menurut istilah berarti “ketentuan hukum
Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan flora dan founa
serta alam sekitarnya.
Syariah
dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu:
·
Ibadah adalah hubungan
manusia dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru
Mahmudah.
·
Muamalah yaitu aturan
tentang hubungan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan hidupnya.
3.
Akhlaq menurut bahasa berarti “perbuatan”, sedangkan menurut istilah adalah
aturan tentang perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara yang
terpuji dan tercela. Akhlak yang benar menurut islam adalah yang dilandasi iman
yang benar. Secara garis besar akhlaq islam mencakup manusia kepada Allah, diri
sendiri, sesama manusia, maupun terhadap flora dan fauna serta alam sekitar
kita.
Iman
Pengertian
Iman adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dilakukan
dengan perbuatan. Iman secara bahasa berasal dari kata Asman-Yu’minu-limaanan
artinya meyakini atau mempercayai. Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada
aqidah yang terumuskan dalam rukun Iman, yaitu:
1.
Iman kepada Allah yaitu
mempercayai bahwa Allah adalah dzat yang maha esa beriman kepada Allah adalah
membenarkan dengan yakin akan keesaannya baik dalam perbuatannya, penciptaan
alam seluruhnya maupun dalam penerimaan ibadah segenap hambanya.
·
Bukti keesaan Allah
Keesaan
Allah atau tauhid merupakan konsep refolusioner yang merupakan inti ajaran islam.
Didalamnya terkandung pengertian bahwa hanya ada satu Tuhan penguasa alam
semesta. Bukti keesaan Allah dengan cara mudah dimengerti adalah kalau lebih
dari satu keteraturan dan ketundukan alam semesta tidak akan terwujud, sehingga
hal ini mungkin terjadi apabila hanya ada satu Tuhan yang mengatur dan
mengendalikannya yaitu Allah SWT.
·
Hukum beriman kepada
Allah
Allah
dengan jelas memerintahkan agar manusia hanya menyembah Allah dan jangan
sekali-kali menyekutukannya dengan sesuatu yang lain. Perintah itu berarti
wajib hukumnya percaya kepada yang telah menciptakan alam semesta yaitu Allah.
·
Akibat bagi orang yang
tidak beriman kepada Allah SWT.
1. Tidak
dapat menerima kebenaran.
2. Selalu
dalam keadaan bimbang dan ragu.
3. Tidak
boleh diangkat menjadi pemimpin bagi kaum yang beriman hanya akan memperoleh
kemenangan sementara.
4. Menjadi
musuh Allah akan mendapat siksaa neraka.
·
Allah mempunyai
sifat-sifat diantaranya yaitu hidup, tidak berpemulaan, kekal, maha kuasa, maha
tahu, berkemauan bebas, berbeda dengan makhluk-Nya, maha mendengar.
·
Hikmah beriman kepada
Allah.
1. Kemerdekaan
jiwa kekuasaan orang lain.
2. Dapat
menimbulkan keberanian untuk terus maju dalam membela kebenaran.
3. Menimbulkan
keyakinan untuk terus maju dalam membela kebenaran.
4. Mendapatkan
kehidupan yang baik, adil dan makmur akan dipercepat oleh Allah.
2.
Iman kepada Malaikat-Nya adalah
mempercayai bahwa Allah mempunyai mahluk yang gaib bernama malaikat yang tidak
pernah durhaka pada-Nya, senantiasa melaksanankan tugasnya dengan cermat dan
sebaik-baiknya. Ada sepuluh malaikat yang diwajibkan diketahui oleh umat Islam:
1. Jibril,
menyampaikan wahyu.
2. Mikail,
menyelenggarakan rizki mahluk.
3. Israfil,
meniup sangkarkala dan menjaga alam.
4. Izrail,
mengurus pencabut roh.
5. Ridwan,
menjaga surga.
6. Malik,
menjaga neraka.
7. Raqib,
mencatat amal baik manusia.
8. Atib,
mencatat amal buruk manusia.
9. Mungkar
dan,
10. Nangkir
mengajukan pertanyaan pada mayat didalam kubur.
3.
Iman kepada kitab-kitab-Nya adalah
mempercayai bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang di turunkan kepada rasulnya sebagai
pedoman hidup bagi umatnya. Kitab Allah dan Kalamullah artinya perintah atau
ketentuan Allah. Setiap manusia berkewajiban mengimani semua kitab Allah
sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 85. Adapun
kitab-kitab yang diwajibkan diimani dan tercatat dalam Al-Quran ialah:
1) Kitab
Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS. QS Al-Baqarah ayat 53.
2) Kitab
Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS. QS Al-Israa ayat 55.
3) Kitab
Injil diturunkan kepada nabi Isa AS. S QS Al-Maidah ayat 46.
4) Kitab
Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Qs Thaha ayat 113.
Keistimewaan
Al-Quran dari kitab-kitab lainnya:
·
Merupakan penyempurnaan
kitab Allah sebelumnya yang berisi bimbingan dan petunjuk bagi manusia untuk
memperoleh husnul khotimah dengan menghindari berlaku durhaka kepada Allah.
·
Masa berlakunya
Al-Quran tidak terbatas.
·
Keaslian isinya
terpelihara.
·
Ajarannya sempurna dan
mudah dimengerti.
4.
Iman kepada Rasul-rasul-Nya adalah
meyakini Allah mengutus rasul-rasul untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya
pada umat manusia. Rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah dengan di
beri wahyu untuk disampaikan kepada umatnya dan dijadikan sebagai pedoman agara
memperoleh kebahagian didunia dan akhirat. Wahyu dari segi bahasa dapat berarti
isyarat. ilham atau perundingan yang bersifat rahasia. Sedangkan wahyu menurut
istilah adalah nama bagi sesuatu yang didatangkan dengan cara cepat dari Alllah
kedalam dada para nabi dan rasulnya. Kemudian rasul juga bertugas memberi
bimbingan dan contoh teladan yang sebaik-baiknya bagi umatnya. Para rasul
diutus Allah sejalan dengan tahap-tahap perkembangan hidup umat manusia yaitu:
·
Pertama, masa
kanak-kanak. Para rasul diutus kepada umat tertentu untuk membawa ajaran
tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
·
Kedua, masa remaja.
Sejarah umat manusia ketika para rasul diutus dalam rangka melangsungkan ajaran
tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
·
Ketiga, masa dewasa.
Sejarah umat manusia ditandai dengan kekuatan akal. Komunikasi antar umat mulai
dirasakan kompleks, karena macam faktor pertukaran kebutuhan hidup.
5.
Iman kepada hari akhir adalah
mempercayai atau meyakini akan adanya hari dimana Allah akan mengkhiri
kehidupan di alam semesta. Iman terhadap adanya hari akhir merupakan kewajiban
bagi setiap muslim, karena termasuk salah satu rukun iman. Apabila seseorang
mengimani akan adanya Allah dia dengan sungguh-sungguh mempelajari dan selalu
mengingat-Nya. Begitu pula seseorang yang mengimani akan adanya hari akhir.
6.
Iman kepada Takdir Allah artinya
mempercayai bahwa dalam penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah telah
menciptakan kepastian dan ketentuan-Nya. Terhadap makhluk selain manusia
ketentuan yang diberlakukan Allah atasnya pada dasarnya hanyalah sunnatullah
atau hukum alam saja.
a) Hubungan
ikhtiar dengan Qadha dan Qadar
Beriman
kepada taqdir itu akan memberikan pelajaran kepada kita bahwa segala sesuatu
yang terjadi di alam semesta ini berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah
digariskan oleh dzat yang maha tinggi yaitu Allah. Perlu diketahui bahwa
manusia tidak dapat mengetahui taqdir secara pasti, karena itu hanya tertulis
di Lauhul Mahfudz. Maka dengan begitu terbuka kesempatan bagi manusia untuk
menjadi kreatif dan dinamis dalam berikhtiar. Bahkan Allah memberikan kepada
manusia kesempatan untuk berusaha merubah nasib (takdir) yang melekat pada
dirinya.
b) Hikmah
beriman kepada Qadha dan Qadar, yaitu:
·
Mendorong untuk giat
dan semangat bekerja.
·
Menumbuhkan rasa
percaya diri dan optimis.
·
Dapat terhindara dari
rasa putus asa.
·
Menghilangkan kesembongan.
Ihsan
Ihsan
berasal dari kata Ahsana-Yuhsinu-Ihsaanan yang artinya “berbuat baik”.
Sedangkan pengertian Ihsan menurut istilah adalah menyembah Allah seakan-akan
melihat-Nya jika tidak biasa demikian maka sesungguhnya Allah maha melihat.
Maka Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan diiri sebagai yang sedang
menghadap Allah dan berada di kehadirat-Nya ketika beribadah. Ihsan
adalah pendidikan atau latihan untuk mencapai dalam arti sesungguhnya. Ihsan di
analogkan sebagai bangunan Islam ( rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam
adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke Islaman
seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal islam lainnya
akan terpelihara dan tahan lama dengan fungsinya sebagai atap bangunan.
Ihsan
mempunyai landasan yaitu :
1. Landasan
Qauli”sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat Ihsan terhadap segala
sesuatu” (HR. Muslim). Tuntutan untuk berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara
maksimal dan optimal.
2. Ladasan
Kauny
Dengan
melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatullah setiap orang suka akan
berbuat ihsan:
Alasan
berbuat Ihsan.
- Adanya monitoring Allah (muraqaabatullah).
- Adanya kebaikan Allah (ihsanullah).
Dengan
adanya muraqabatullah dan ihsanullah maka sudah selayaknya kita berihsanuniyat
(berniat yang baik). Karena akan mengarahkan kita kepada :
·
Ikhlasunniyat (niat yang ikhlas)
·
Itqanul ‘amal (amal yang rapi
·
Jaudatul adaa’ (penyelesaian yang
baik)
Keuntungan seseorang jika beramal yang ihsan antara lain:
·
Dicintai oleh Allah
·
Mendapatkan pahala
·
Mendapatkan pertolongan Allah
2. 4 Implementasi
Aqidah dalam kehidupan sehari-hari
Implementasi aqidah dalam kehidupan
Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena:
·
Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam
dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup
pandangannya dan menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan.
·
Tanpa aqidah yang
lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi
yang menyesatkan keimanan.
Oleh karena itu, akidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
1) Aqidah
dalam individu
Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan
manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
semua larangan-Nya. Contohnya, merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat
kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat-
ayat Al Quran, menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar
tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan
beraqidah pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia
lain menjadi lebih baik.
2) Aqidah
dalam keluarga
Aqidah
dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling
menyayangi sesuai dengan ajaran islam.
Contoh
implementasi aqidah dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh
ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
3) Aqidah
dalam kehidupan bermasyarakat
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga
hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara,
antara lain dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta
suatu masyarakat yang tentram dan harmonis.
Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong
menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia
itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.
4) Aqidah
dalam kehidupan bernegara
Setelah
tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan bernegara yang
lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu sendiri. Tak perlu
lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena rakyatnya sudah memiliki SDM
yang tinggi berkat penerapan aqidah yang benar. Apabila hal ini terlaksana
dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik pula dan
semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.
5) Aqidah
dalam pemerintahan
Implementasi
aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap pemerintahan yang
dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan negaranya. Contohnya saat
menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan. Dalam menyelesaikan masalah
pemerintahan, semuanya disandarkan pada ketetapan Al-qur’an dan hadist. Apabila
permasalahan tersebut tidak memiliki penyelesaian yang pasti dalam Al-qur’an
dan hadist, maka akan dibuat keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran
tersebut. Segala keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah
benar dan diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu
kehidupan berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek
kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri
sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada
orang yang mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh
kepada Allah SWT dimana tidak ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah
itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah.
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan
As Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya
digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut
yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.
Atas dasar ini, akidah merzcerminkan sebuah unsur
kekuatan yang mampu menciptakan mu'jizat dan merealisasikan
kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Keyakinan harus di dasari dengan mengesakan Allah,
karena barang siapa yang menyakin adanya Tuhan maka hendaknya harus yakin bahwa
Allah itu esa/satu. Seperti di tuangkan pada surat Al Ikhlas bermakna
memurnikan ke esaan Allah SWT, diterangkan bahwa kandungan Al-Qur’an ada tiga
macam: Tauhid, kisah-kisah dan hukum-hukum. Dan dalam surat ini terkandung
sifat-sifat Allah yang merupakan tauhid. Dinamakan surat Al-Ikhlash karena
didalamnya terkandung keikhlasan (tauhid) kepada Allah dan dikarenakan
membebaskan pembacanya dari syirik (menyekutukan Allah )
Adapun
kaitan antara ketiga hal tersebut yaitu Iman berkaitan dengan aqidah, Islam
berkaitan dengan syariah, dan Ihsan berkaitan dengan khuluqiyah. Dari ketiga
hal diatas maka dalam perkembangan ilmu keislaman, ilmu terkelompok menjadi
aqidah, fikih, dan akhlaq.
Diantara
pengelompokan kata dalam agama islam ialah iman, islam dan ihsan. Berdasarkan
sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu memberikan umat ide tentang
rukun iman, rukun islam dan penghayatan terhadap Tuhan yang maha hadir dalam
hidup.
Setiap
pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa islam tidak absah tanpa iman, dan
iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dri pengertian tersebut memiliki arti
masing-masing istilah terkait satu dengan yang lain. Bahkan tumpang tindih
sehingga satu dari ketiga istilah tersebut mengandung makna dua istilah yang
lainnya. Dari pengertian inilah kita mengerti bahwa islam, iman dan ihsan
adalah trilogy ajaran Ilahi.
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek
kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri,
keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya
DAFTAR
PUSTAKA
Buku tafsiirul Qur’anani ‘azhiiim (tafsir ibni
katsir ) , karya al-hafish ‘imaduddin abul fida isma’il bin katsir al-quraisy
ad-dimasyqi , tahiq :sami bin Muhammad as-salammah , cet. III, Daar thyyibah,
th.1426 H
Darsono, T.Ibrahim.2005.AQIDAH ISLAM. SOLO, Tiga serangkai
Munawar, Khalidm,1991 KELENGKAPAN TARIKH NABI MUHAMMAD SAW, Bandung : CV Diponegoro
Dr. Wajidi Sayadi, M.Ag, M. Edi kurnanto , PESAN-PESAN NABI SAW TENTANG PENDIDIKANI. 2008
0 komentar:
Posting Komentar