BIMBINGAN DAN LAYANAN DI SD
BAB II
PEMBAHASAN
1. Struktur Program Bimbingan di SD
Struktur
program bimbingan perkembangan yang komprehensif antara lain:
1. Layanan
dasar bimbingan.
2. Layanan
responsif.
3. Sistem
perencanaan individual.
4. Pendukung
sistem.
Komponen dan perbandingan alokasi
program bimbingan dan konseling (Sara Capman, dkk., 1993 : 7) dapat diamati
dari hasil perbandingan alokasi waktu untuk masing-masing komponen program
bimbingan di SD adalah :
a.
Layanan Dasar Bimbingan 35-40 %
b.
Layanan Responsif 30-40 %
c.
Sistem Perencanaan Individual 5-10 %
d.
Pendukung Sistem 10-15 %
Berikut ini
disajikan uraian dari masing-masing komponen, kecuali untuk pendukung sistem
disajikan pada bagian pengembangan program.
a. Layanan
Dasar Bimbingan
Tujuannya
adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan ketrampilan dasar untuk
kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan.
Isi layanan dasar bimbingan adalah hal – hal umum yang perlu dikembangkan bagi
seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam membantu murid mengembangkan
keterampilan hidup dan perilaku efektif.
Fungsi
layanan ini lebih bersifat pengembangang karena merupakan upaya menyiapkan isi
bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid.
Bidang
bimbingan yang bobot materinya lebih berkaitan
dengan layanan bimbingan dasar adalah Bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi
lebih terfokus pada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek
kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan
masalah, konsep diri, kehidupan emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi
pribadi yang mandiri.
Contoh
materi program bimbingan perkembangan di SD mencakup :
1. Self –
estem.
2. Motivasi
berprestasi.
3. Ketrampilan
pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan.
4. Ketrampilan
pemecahan masalah.
5. Keefektifan
dalam hubungan antar pribadi.
6. Ketrampilan
berkomunikasi.
7. Keefektifan
dalam memahami lintas budaya.
8. Perilaku
yang bertanggung jawab.
b. Layanan
Responsif
Tujuannya
adalah mengintervasi masalah – masalah atau kepedulian pribadi siswa yang
muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial –
pribadi, karir / masalah pengembangan pendidikan.
Isi
layanan ini adalah hal – hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka pendek
yang terjadi dan dirasakan saat ini yang perlu mendapat intervensi bimbingan
konseling.
Topik
yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an :
1. Kesuksesan
akademik.
2. Masalah
bunuh diri pada kalangan remaja dan anak.
3. Kenakalan
anak.
4. Masalah
putus sekolah.
5. Penyalahgunaan
obat.
6. Kehamilan
pada usia sekolah.
Topik – topik lainnya yang relevan
dengan masalah di sekolah seperti :
1. Kehadiran.
2. Sikap dan
perilaku terhadap sekolah.
3. Hubungan
dengan teman sebaya.
Sedangkan topik – topik yang
berkaitan dengan masalah pribadi adalah :
1. Ketidakmampuan
menentukan karir.
2. Pilihan
lanjutan sekolah.
3. Masalah
keluarga meliputi kematian dan perceraian.
Layanan responsif bersifat preventif
dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi kepada siswa agar mampu
menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi
terhadap siswa yang tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Prioritas pemberian layanan
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Teknik pemberian layanan
individual atau kelompok kecil misal konsultasi guru dan orang tua, membuat program
rujukan untuk program pengawasan kemajuan siswa dan lain – lain. Bidang
bimbingan yang kental berbobot layanan responsif meliputi bimbingan belajar,
bimbingan sosial, dan konseling.
c. Sistem
Perencanaan Individual
Tujuannya
adalah merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir dan
pengembangan sosial oleh dirinya sendiri. Isi perencanaan individual adalah hal
yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami perkembangan dirinya. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu
seluruh siswa, layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena
didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh
masing-masing individu.
Konselor
dapat menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi, dan kegiatan, serta
memfokuskan narasumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual
untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi.
Melalui
sistem perencanaan individual siswa dapat :
1.
Mempersiapkan pendidikan, karir dan
tujuan sosial pribadi.
2. Merumuskan
rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
3. Menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya.
4. Mengukur
tingkat pencapaian tujuan dirinya.
5. Mengambil
keputusan.
Guru hendaknya memberikan prioritas
terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan
individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir.
Konselor
melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orang tua dalam memberikan
informasi pendidikan dan karir serta prosedur dimana guru memberi rekomendasi
penempatan. Mereka
memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan
bagi siswa-siswa yang membutuhkan program pendidikan tertentu, seperti siswa
berbakat, siswa yang memiliki dwibahasa, siswa yang krisis, pendidikan khusus,
pendidikan jabatan dan pendidikan pengganti.
d. Pendukung
Sistem (System Support)
Komponen pendukung sistem lebih
diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang tidak secara
langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup :
1. Konsultasi
dengan guru – guru.
2. Dukungan
bagi program pendidikan orang tua dan masyarakat.
3. Partisipasi
dalam kegiatan sekolah.
4. Implementasi
dan program standarisasi instrument tes.
5. Memberikan
masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran.
Materi program dalam manajemen
antara lain
1. Pengembangan
dan manajemen program bimbingan.
2. Pengembangan
staf bimbingan.
3. Pemanfaatan
sumber daya masyarakat.
2.
Pengembangan Program Bimbingan
Tugas
pokok guru di SD dalam melaksanakan bimbingan adalah menyusun program
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan analisis hasil pelaksanaan bimbingan
dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya (keputusan Menpan Nomor 93, 1995). Penyusunan program bimbingan
konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan konseling dalam bidang
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
a.
Pengumpulan Data Siswa
Salah
satu tujuan dari keseluruhan program bimbingan di SD adalah identifikasi awal
tentang identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serta
kondisi sosial ekonomi orang tua murid. Kegiatan pengumpulan data umumnya
dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru.
b. Layanan
Orientasi dan Pemberian Informasi
Layanan
orientasi dan pemberian informasi pada awal memasuki sekolah merupakan kegiatan
yang strategis. Dalam kegiatan ini murid diperkenalkan dengan guru–guru, kelas,
tempat belajar, ruangan perpustakaan, ruang UKS, WC, dan fasilitas sekolah
lainnya, tata tertib sekolah cara belajar dan cara bergaul. Mengingat anak SD
masih kecil maka orang tua dilibatkan dalam kegiatan orientasi dan pemberian
informasi, agar orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa
yang lebih bisa dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang
tua agar lebih memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan
anaknya di sekolah.
c. Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangkan di SD mencakup : layanan
penempatan dan penyaluran bagi kelas 1, penempatan dan penyaluran dalam
kegiatan ekstra kurikuler serta penempatan dalam kelas unggulan.
1.
Layanan penempatan dan penyaluran
bagi kelas 1
Pengalaman prasekolah mempengaruhi
kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Kemampuan murid kelas 1 sangat
beragam. Ada murid yang telah menguasai kemampuan dasar dalam membaca, menulis
dan berhitung ada yang belum. Dalam peraturan TK belum boleh mengajarkan
membaca, menulis, dan berhitung namun dalam kenyataan banyak anak TK yang telah
mengenalnya, termasuk orang tua murid dirumah. Andai kata ketika masuk kelas
satu diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan membaca,
menulis dan berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk keperluan
penempatan, bukan untuk menerima atau menolak calon murid. Hasil seleksi dapat
dimanfaatkan untuk pengelompokan dalam kelas berdasarkan kemampuan, ada kelas
unggul, kelas menengah dan kelas asor (model SD Gentra Masekdas).
Hasil seleksi juga dapat dimanfaatkan untuk penempatan tempat duduk.
Anak yang belum menguasai kemampuan dasar calistung disuruh
duduk dibangku sebelah depan supaya mudah dibantu guru atau juga bisa anak yang
belum menguasai kemampuan dasar calistung duduk
sebangku dengan murid yang sudah menguasai sehingga dapat berperan sebagai
tutor sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini dapat diterapkan
dalam kelas – kelas selanjutnya termasuk dalam kelompok belajar tambahan.
2.
Layanan Penempatan Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler
SD bermutu
biasanya memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa bingung dalam
menentukan pilihannya. Guru SD diharapkan memiliki pemahaman tentang minat
bakat siswa, sehingga dapat menempatkan siswa dalam ekstrakurikuler yang cocok.
3.
Layanan Penempatan Dan Penyaluran
Dalam Kelas Unggulan
Siswa
pilihan untuk siswa kelas unggulan adalah siswa kelas IV, sebab siswa kelas IV mulai dapat berpikir rasional. Cara mendapatkan siswa
unggulan adalah dengan memilih siswa yang memenuhi persyaratan yang berada di lingkungan gugus tempat diselenggarakan kelas unggulan.
3.
Keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM
Layanan
bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Pelaksanaan bimbingan di
SD tetap memerlukan dukungan manajerial yang memadai. Aspek – aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di SD antara lain
:
a. Aspek Program
Program
bimbingan biasa menyangkut bimbingan belajar, pribadi, dan sosial serta
bimbingan karir. Isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan
secara relevan dengan konsep dan kebutuhan yang dihadapi siswa dalam
perkembangannya.
b. Aspek Ketenagaan
Guru SD
perlu memiliki pemahaman yang tepat dan ketrampilan yang memadai untuk
melaksanakan layanan bimbingan, sebab guru SD dipandang sebagai personel yang
paling mungkin melaksanakan layanan bimbingan.
c. Aspek Prosedur/ Teknik
Pengembangan
iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif baik yang
menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta
perkembangan karier sebagai strategi yang efektif untuk digunakan di SD.
d. Daya Dukung Lingkungan
Guru
bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan
manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu factor penting
dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan bimbingan di SD.
4.
Organisasi Dan Administrasi Bimbingan Di SD
a.
Organisasi
Pemerintah
memiliki rencana untuk mengangkat guru pembimbing sesuai dengan PP 38 tentang
Tenaga Pendidikan, paling tidak untuk satu kecamatan seorang guru pembimbing.
Beberapa sekolah swasta telah mengangkat guru pembimbing namun masih purna
waktu.
b. Uraian
Tugas Personil
1. Kepala
sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan
pendidikan dan melakukan supervise terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan layanan bimbingan.
2. Guru kelas/ Guru pembimbing
a. Merencanakan
program bimbingan, termasuk rencana mengidentifikasi siswa bermasalah
b. Melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
c. Melaksanakan
kegiatan layanan bimbingan dengan mengintregasikan pada mata pelajaran masing –
masing
d. Menilai
proses dan hasil layanan bimbingan
e. Menganalisa
hasil penelitian layanan bimbingan
f. Melaksanakan
tindak lanjut/ alih tangan berdasarkan hasil penilaian
g. Membantu
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
3. Guru mata
pelajaran
a.
Melaksanakan bimbingan melalui PBM sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
b.
Berkonsultasi dengan guru kelas (guru pembimbing dalam hal masalah – masalah
yang berkaitan dengan bimbingan).
c. Bekerja
sama dengan guru kelas/ guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/
terpadu.
c.
Pengawasan
Fungsi
pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD di tingkat nasional kepengawasan
berada di Direktorat Pendidikan Dasar. Di tingkat wilayah kepengawasan berada
di seksi Pendidikan Dasar. Di tingkat kecamatan kepengawasan berada di penilik
TK/ SD.
d. Sarana
dan Prasarana
Program yang
telah disusun sedemikian rupa, dapat terlaksana dengan efektif apabila didukung
oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kekhususan
layanan bimbingan. Sarana yang
diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1. Alat
pengumpul data
- Format - Angket
- Pedoman
observasi - Catatan harian
- Pedoman wawancara - Kartu
konsultasi
2. Alat
penyimpan data
- Kartu
pribadi
- Map
- Buku
pribadi
3.
Perlengkapan Teknis
- Buku
pedoman/ petunjuk
- Buku
informasi
- Paket
bimbingan
4.
Perlengkapan administrasi
- Blanko
surat
- Agenda
surat
- Alat –
alat tulis
Prasarana penunjang layanan
bimbingan adalah :
1.
Ruang bimbingan
2.
Dalam kondisi ideal ruang bimbingan
terdiri dari ruang tamu, ruang konsultasi, ruang diskusi, ruang dokumentasi,
dan sebagainya.
e. Anggaran
biaya
Anggaran
biaya diperlukan untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan seperti biaya surat
menyurat, transportasi, penataran, dan sebagainya.
f. Kerjasama
Layanan
Bimbingan yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya
kerjasama guru kelas dengan pihak-pihak yang terkait di dalam maupun luar
sekolah.
1. Kerjasama
dengan pihak di dalam sekolah
Kerjasama antara guru kelas dan guru
mata pelajaran lainnya serta tenaga administrasi pendidikan.
2. Kerjasama
dengan pihak di luar sekolah
Antara lain : orang tua murid, BP3,
organisasi profesi, puskesmas, psikolog, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar