LOKER MAKALAH #3



PERAN ORGANISASI KESISWAAN (OSIS) DALAM MENINGKATKAN SIKAP SALING KERJA SAMA

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Setiap manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain yang mana dalam hal ini tumbuh sikap saling kerjasama. Untuk itu, sifat kerjasama perlu ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat agar suatu yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dan cepat apabila adanya saling kerjasama yang baik antara satu dengan yang lainnya.
Di dalam kehidupan masyarakat juga perlu adanya suatu wadah yang dapat digunakan untuk menyalurkan aspirasi pandangan, pemikiran dan pendapat demi tercapainya tujuan bersama, oleh karena itu dibentuklah suatu organisasi. Banyak bentuk-bentuk organisasi di dalam masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, namun pada dasarnya tujuan terbentuknya dari organisasi tersebut adalah untuk mensejahterakan masyarakat.

 Begitu juga dengan organisasi dalam lingkungan sekolah, yang mana tujuan terbentuknya organisasi kesiswaan ini adalah untuk menyalurkan aspirasi siswa pada petinggi-petinggi sekolah seperti Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang dibuat oleh petinggi sekolah dapat diterima oleh siswa, jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah tersampaikan.
Jadi apa arti dari organisasi itu sendiri? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sangatlah penting dalam suatu organisasi adanya sikap saling kerjasama antara anggota satu dengan yang lainnya. Agar apa yang telah direncanakan atau yang menjadi tujuan organisasi tersebut akan mudah tercapai. Namun pada kenyataannya masih banyak yang mengutamakan sikap egoisme baik dalam berpendapat maupun bersikap. Banyak dari anggota suatu organisasi, apabila mereka merasa telah lama menjadi anggota organisasi tersebut atau bisa juga dikatakan “senior”, mereka akan semena-mena menyuruh anggota baru dalam organisasi tersebut atau “junior” untuk melakukan tugas yang sebenarnya tanggung jawab mereka juga. Para “junior” dituntut lebih ekstra melaksanakan tugas-tugas dalam organisasi dengan berdalih mengajarkan kepada “junior” cara berorganisasi.
Dan juga banyak siswa yang berfikir, apabila siswa terlalu aktif dalam berorganisasi maka siswa tersebut akan mementingkan kegiatan organisasinya dibandingkan sekolahnya sehingga sekolahnya terbengkalai. Anggapan inilah yang membuat beberapa siswa tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan organisasi.
Di dalam makalah ini akan menguraikan bagaimana meningkatkan sikap kerjasama dalam sebuah organisasi yang mana menurut kami layak untuk dibahas, agar organisasi yang dibangun tidak bubar dan kacau dikarenakan antara anggota satu dan lainnya masih mementingkan dirinya sendiri. Cara untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya juga penting agar salah satu antara kegiatan organisasi dan sekolah tidak diabaikan.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat masalah yang akan dibahas, yaitu : “bagaimana cara untuk meningkatkan sikap kerjasama dalam sebuah organisasi kesiswaan (OSIS)?”. Untuk memudahkan pembahasan dari masalah ini, kami membuat beberapa sub masalah:
1.    Apa itu organisasi?
2.    Bagaimana fungsi dan tujuan organisasi kesiswaan (OSIS) dalam lingkungan sekolah?
3.    Bagaimana peran sikap kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi kesiswaan OSIS?
4.    Bagaimana cara seorang siswa dapat menyeimbangkan antara kegiatan organisasi dan kegiatan sekolah?




C.           Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari terbentuknya makalah ini adalah:
1.    Dapat mengetahui pengertian dari organisasi
2.    Untuk mengetahui peran OSIS dalam lingkungan sekolah
3.    Memberikan informasi bahwa dalam sebuah organisasi perlu adanya sikap saling kerjasama
4.    Untuk mengetahui bagaimana cara menyeimbangkan organisasi dan kegiatan sekolah

D.           Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk siswa, dapat mengerti makna, tujuan dan manfaat dari organisasi tersebut
2.      Dapat lebih meningkatkan peran organisasi dalam lingkungan sekolah
3.      Dengan membaca makalah ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan sikap saling kerjasama antar sesama anggota
4.      Agar siswa bisa mengatur waktu antara kegiatan organisasi dan sekolah dengan baik





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon, dalam bahasa Yunani berarti alat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
   Menurut Chester I. Barnard (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2012: 17), dalam bukunya The Executive Functions, mengemukakan, “Organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih.”
James D. Mooney (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2012: 17) mengatakan, “Organisasi ialah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.
Dimock (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2012: 17) menjelaskan, “Organisasi adalah perpaduan secara sistematis bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan
Pengertian tersebut memberi gambaran awal bahwa ciri sebuah organisasi adalah adanya kerja sama beberapa orang untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati. Kerja sama membutuhkan pemimpin (leader) yang dianggap mampu memimpin anggota menuju tujuan yang dicita-citakan. Selain itu, dibutuhkan juga anggota yang menjadi partner kerja serta mekanisme yang mengatur proses interaksi antara pemimpin dan anggota. Tentu mekanisme yang diharapkan selalu mngedepankan demokratisasi, komunikasi, partisipasi, transparansi dan sinergi, sehingga antara pemimpin dan anggota dapat berjalan secara terpadu dalam mewujudkan cita-cita bersama. Organisasi juga diatur oleh sistem yang saling menyatu, tidak berjalan sendiri-sendiri, serta dibingkai oleh visi dan misi menuju satu tujuan. Masing-masing bagian mempunyai fungsi yang jelas yang semuanya mengarah kepada pencapaian visi dan misi.

B.  Fungsi dan Tujuan Organisasi Kesiswaan (OSIS)
Setiap sekolah wajib membentuk organisasi siswa intra sekolah yang disingkat OSIS. OSIS menjadi jantung sekolah dalam mendinamisir potensi anak didik dalam segala hal. Organisasi ini mempunyai peran besar dalam menyediakan wahana aktualisasi dan ekspresi bebas kepada siswa sesuai dengan bakat dan potensi besarnya, baik berupa pidato, pramuka, seni kaligrafi, sastra, jurnalistik, menyanyi dan lain-lain.
Adapun dasar hukum berdirinya OSIS adalah sebagai berikut:
1.    UU Nomor 20 Tahun 2003; tentang sistem Pendidikan Nasional
2.    UU Nomor 14 Tahun 2005; tentang Guru dan Dosen
3.    PP 19 Tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional
4.    Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005; tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
5.    Kep. Mendukbud Nomor 0461/U/1984; tentang Pembinaan Kesiswaan
6.    Kep. Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/0/1992; tentang pedoman Pembinaan Kesiswaan
Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah (OSIS) perlu kejelasan mengenai pengertian, fungsi dan tujuan OSIS.
1.    Pengertian OSIS
Secara semantik, di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Jadi, OSIS menjadi satu-satunya organisasi intra sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian:
1)   Secara umum, organisasi adalah kelompok kerja sama antara pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
2)   Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
3)   Intra berarti terletak di dalam dan di antara. Jadi, OSIS merupakan suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan
4)   Sekolah merupakan satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini sekolah dasar dan sekolah menengah atau sekolah/madrasah yang sederajat.
2.    Fungsi OSIS
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah sebagai berikut:
1)   Sebagai satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan
2)   Sebagai motivator, yakni perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat serta melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan
3)   Sebagai upaya preventif. Apabila secara internal dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian, secara preventif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
3.    Tujuan OSIS
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam OSIS, antara lain:
1)   Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa
2)   Memahami serta menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral dalam mengambil keputusan yang tepat
3)   Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam konteks kemajuan budaya bangsa
4)   Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era organisasi
5)   Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan kerja sama secara mandiri, berfikir logis dan demokratis
6)   Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik, budaya dan intelektual
7)   Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4.    Struktur OSIS
Struktur OSIS terdiri dari pembina, perwakilan kelas dan pengurus.
a.    Pembina OSIS
Pembina OSIS terdiri dari:
1)   Kepala sekolah, sebagai ketua
2)   Wakil kepala sekolah, sebagai wakil ketua
3)   Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 orang dan bergantian setiap tahun pelajaran
Adapun tugas dari pembina OSIS adalah sebagai berikut:
1)   Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan pengembangan OSIS di sekolah
2)   Memberikan nasehat kepada perwakilan kelas dan pengurus
3)   Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala sekolah
4)   Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan sekolah
5)   Menghadiri rapat-rapat OSIS
6)   Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS
b.    Perwakilan Kelas
Perwakilan kelas terdiri dari 2 orang dari setiap kelas. Adapun tugas dari perwakilan kelas adalah sebagai berikut:

1)   Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas
2)   Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS
3)   Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas
4)   Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan
5)   Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya
6)   Bersama-sama pengurus, menyususn anggaran rumah tangga
c.    Pengurus OSIS
1)    Syarat Pengurus OSIS
a)    Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b)   Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman
c)    Memiliki bakat sebagai pemimpin
d)   Tidak terlibat penggunaan narkoba
e)    Memiliki kemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai
f)    Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS
g)   Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas
h)   Tidak duduk di kelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir
i)     Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah
2)   Kewajiban Pengurus
a)    Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS
b)   Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolahnya
c)    Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada pembina OSIS dan tembusannya kepada perwakilan kelas pada akhir masa jabatan
d)   Selalu berkonsultasi dengan pembina
3)   Struktur dan Rincian Tugas Pengurus
a)    Ketua
·      Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana
·      Mengkoordinasi semua aparat kepengurusan
·      Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh pihak pengurus
·      Memimpin rapat
·      Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
·      Setiap saat mengevaluasi kegiatan pengurus
b)   Wakil Ketua
·      Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan
·      Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
·      Menggantikan ketua jika berhalangan
·      Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
·      Bertanggung jawab kepada ketua
·      Bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi
c)    Sekretaris
·      Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
·      Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat
·      Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
·      Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
·      Bersama ketua menandatangani setiap surat
·      Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi
·      Bertindak sebagai notulis dalam rapat atau diserahkan kepada wakil sekretaris
d)   Wakil Sekretaris
·      Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
·      Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan
·      Membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi
e)    Bendahara dan Wakil Bendahara
·      Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang atau biaya yang diperlukan
·      Membuat tanda bukti kuitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untuk pertanggung jawaban
·      Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan
·      Menyampaikan laporan keuangan secara berkala

f)    Ketua Seksi
·      Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya
·      Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan
·      Memimpin rapat seksi
·      Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
·      Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan seksi kepada ketua OSIS
g)   Seksi Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
·      Melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing
·      Memperingati hari-hari besar agama
·      Mengadakan kegiatan lomba yang bersifat keagamaan
·      Pengabdian sosial masyarakat
·      Pelaksanaan seni bernapaskan agama
·      Kegiatan lain yang terkait dengan seksi ini
h)   Seksi Wawasan Keilmuan
·      Membentuk klub fisika, biologi, matematika, astronomi, ekonomi dan informatika/komputer
·      Kegiatan lain yang terkait dengan wawasan keilmuan
i)     Seksi Kepribadian Budi Pekerti dan Kehidupan Berbangsa
·      Penerapan tata tertib sekolah
·      Penerapan sopan santun
·      Pencegahan dampak narkoba
·      Melaksanakan tata krama siswa
·      Kegiatan lain yang masih terkait dengan seksi ini
j)     Seksi Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme
·      Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin serta hari-hari besar nasional
·      Melaksanakan bakti sosial
·      Kemah kerja siswa
·      Memelihara kelestarian dan keindahan lingkungan sekolah
·      Kegiatan lain yang terkait dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme
k)   Seksi Keterampilan dan Kewirausahaan
·      Membentuk koperasi siswa
·      Membentuk UKS
·      Keterampilan menciptakan suatu barang menjadi sempurna
·      Keterampilan di bidang mekanik, pertanian atau pertukangan
·      Kegiatan lain yang masih terkait dengan seksi ini
l)     Seksi Organisasi Kepemimpinan dan Demokrasi
·      Melaksanakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan
·      Membentuk palang merah remaja (PMR)
·      Membentuk jurnalistik pelajar
·      Menyelenggarakan forum diskusi
·      Membentuk klub debat
·      Kegiatan lain yang masih terkait dengan seksi ini
m) Seksi Apresiasi Seni Budaya dan Daya Kreasi
·      Membentuk sanggar seni
·      Membentuk vokal grup
·      Menyelenggarakan pentas seni musik, drama dan tari
·      Mengadakan kegiatan fotografi
·      Mengadakan kegiatan lainnya yang masih terkait dengan seksi ini
n)   Seksi olahraga dan kesehatan
·      Membentuk klub atletik
·      Menyelenggarakan klub voli, basket, sepak bola, dan bridge
·      Membentuk klub-klub olahraga tradisional
·      Kegiatan lain yang masih terkait dengan seksi ini
Pokok – pokok kegiatan seksi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah dan sekolah masing-masing .
4)   Anggaran Dasar OSIS
Secara struktural, anggaran dasar OSIS terdiri dari 7 bab dan pasal, yaitu :
a.    Bab I Nama, Waktu, dan Tempat Kedudukan
b.    Bab II Asas, Tujuan, dan sifat
c.    Bab III Keanggotaan dan keuangan
d.   Bab IV Hak dan Kewajiban anggota
e.    Bab V perangkat osis
f.     Bab VI masa jabatan
g.    Bab VII penutup

C.  Sikap Kerjasama Dalam Organisasi
Kerjasama merupakan syarat mutlak dalam melaksanakan program-program besar yang akan membawa kemajuan pada masa akan datang. Kerjasama lahir dari semangat sinergi dan kolaborasi. Oleh karena itu, jika kerjasama tidak terwujud maka program dan cita-cita besar sulit diwujudkan. Untuk menghidupkan kerjasama, dibutuhkan jiwa serta langkah-langkah organisatoris.
Mengadakan rapat yang melibatkan seluruh elemen organisasi, sehingga masing-masing pihak bisa mencurahkan isi hati, pikiran dan gagasannya, lalu mengapresiasi setiap gagasan yang muncul, merupakan langkah yang afektif dalam menumbuhkan kebersamaan, rasa saling memiliki dan peduli terhadap kelembagaan.
Michael Maginn (dalam Akhmad Sudrajat, 2010) mengemukakan ada 14 (empat belas) cara menumbuhkan semangat kerjasama, yakni:
1.        Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah organisasi bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika organisasi tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, organisasi tidak akan menghasilkan apa-apa.  Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh organisasi, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
2.        Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.
3.        Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
4.        Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi.  Seorang pemimpin yang baik harus dapat mengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
5.        Gunakan konstitusi atau aturan organisasi yang telah disepakati bersama. Peraturan dalam organisasi akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga  ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan.
6.        Ajarkan rekan baru. Agar anggota baru mengetahui bagaimana organisasi beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota organisasi berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
7.        Selalulah bekerjasama. Caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. organisasi  seharusnya menciptakan lingkungan yang terbuka dengan gagasan  setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
8.        Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
9.        Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai  kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif.
10.    Perangi virus konflik. Jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani.
11.    Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi,  tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya  berawal dari  kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu konflik.
12.    Saling memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain.
13.    Evaluasilah tim secara teratur. Organisasi yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
14.    Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.

D.  Menyeimbangkan Waktu Berorganisasi dan Sekolah
Kegiatan sekolah sangat erat kaitannya dengan organisasi. Sebagian siswa berfikir bahwa mengikuti organisasi hanya akan menyita waktu dan tenaga. Walaupun memang ada kenyataannya bahwa siswa yang terlau aktif dalam berorganisasi, mereka akan lupa dengan tugas utamanya untuk belajar.
Agar kita dapat menyeimbangkan waktu antara berorganisasi dengan kegiatan sekolah, cermati tip-tip berikut ini:
a.    Cermati jadwal sekolah
Banyaknya waktu yang berbenturan antara sekolah dan organisasi membuat siswa menjadi pusing dalam mengatur waktu. Ada baiknya kita harus mengecek terlebih dahulu jadwal kegiatan sekolah sebelum memutuskan jadwal kegiatan organisasi. Karena tugas utama siswa adalah untuk belajar, jadi setelah dapat mencermati jadwal sekolah baru lah kita dapat menyusun jadwal kegiatan organisasi di luar jadwal kegiatan sekolah.
b.    Seimbangkan proposi waktu
Pembagian waktu merupakan kunci penting untuk menyeimbangkan waktu sekolah dan berorganisasi. Ketika jadwal antara organisasi dan sekolah bentrok, maka cara menyelesaikannya adalah kita memang harus memilih salah satu yang paling genting dan mendesak untuk dikerjakan terlebuh dahulu.  Karena yang namanya berat sebelah dalam mengerjakan dua aktivitas yang berbeda itu pasti ada.
c.    Buat target atau agenda pencapaian yang realistis
Buat catatan atau target apa saja yang harus di raih. Buat prioritas pekerjaan dan fokuskan fikiran untuk menyelesaikan satu persatu. Jadwal pencapaian target juga perlu dibuat agar tidak ada yang namanya menunda-nunda pekerjaan.
d.   Taat rencana
Jika rencana dan agenda telah dibuat, hal berikutnya yang wajib dilakukan adalah menaati apa yang sudah dirancang. Niat dan semangat adalah poin penting untuk mewujudkan empat tips di atas. Apabila jadwal dan agenda telah dibuat, namun tidak ada niat untuk menaatinya maka tujuan untuk menyeimbangkan waktu kegiatan sekolah dan berorganisasi tidak akan terealisasikan.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Organisasi adalah adanya kerja sama beberapa orang untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati. Di dalam berorganisasi perlu adanya sikap kerjasama. Kerja sama membutuhkan pemimpin (leader) yang dianggap mampu memimpin anggota menuju tujuan yang dicita-citakan. Selain itu, dibutuhkan juga anggota yang menjadi partner kerja serta mekanisme yang mengatur proses interaksi antara pemimpin dan anggota.
OSIS merupakan singkatan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah yang mana wajib dimiliki oleh sekolah agar dapat mengembangkan potensi siswa di sekolah. Masing-masing jabatan dalam OSIS memiliki program kerja yang satu sama lain. Dengan adanya sikap saling kerjasama antar anggota dalam OSIS, maka setiap anggota akan saling mendukung dalam melaksanakan program kerja yang telah ditentukan. Apabila sikap kerjasama ini selalu dilaksanakan, maka tujuan OSIS akan cepat terealisasikan.
Ada 4 tip untuk menyeimbangkan kegiatan sekolah dan berorganisasi yaitu: cermati jadwal sekolah, menyeimbangkan proposi waktu, membuat target atau agenda dan yang terakhir taat rencana.



0 komentar:

Posting Komentar


up