PERAN ORGANISASI
KESISWAAN (OSIS) DALAM MENINGKATKAN SIKAP SALING KERJA SAMA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya karena manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan
manusia lain yang mana dalam hal ini tumbuh sikap saling kerjasama. Untuk itu, sifat
kerjasama perlu ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat agar suatu yang
diharapkan dapat tercapai dengan mudah dan cepat apabila adanya saling
kerjasama yang baik antara satu dengan yang lainnya.
Di
dalam kehidupan masyarakat juga perlu adanya suatu wadah yang dapat digunakan
untuk menyalurkan aspirasi pandangan, pemikiran dan pendapat demi tercapainya
tujuan bersama, oleh karena itu dibentuklah suatu organisasi. Banyak
bentuk-bentuk organisasi di dalam masyarakat baik yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum, namun pada dasarnya tujuan terbentuknya dari
organisasi tersebut adalah untuk mensejahterakan masyarakat.
Begitu juga dengan organisasi dalam lingkungan
sekolah, yang mana tujuan terbentuknya organisasi kesiswaan ini adalah untuk
menyalurkan aspirasi siswa pada petinggi-petinggi sekolah seperti Kepala
Sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan
yang dibuat oleh petinggi sekolah dapat diterima oleh siswa, jadi sebagai
sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah
tersampaikan.
Jadi
apa arti dari organisasi itu sendiri? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
organisasi adalah kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Sangatlah penting dalam suatu organisasi adanya sikap
saling kerjasama antara anggota satu dengan yang lainnya. Agar apa yang telah
direncanakan atau yang menjadi tujuan organisasi tersebut akan mudah tercapai.
Namun pada kenyataannya masih banyak yang mengutamakan sikap egoisme baik dalam
berpendapat maupun bersikap. Banyak dari anggota suatu organisasi, apabila
mereka merasa telah lama menjadi anggota organisasi tersebut atau bisa juga
dikatakan “senior”, mereka akan semena-mena menyuruh anggota baru dalam
organisasi tersebut atau “junior” untuk melakukan tugas yang sebenarnya
tanggung jawab mereka juga. Para “junior” dituntut lebih ekstra melaksanakan
tugas-tugas dalam organisasi dengan berdalih mengajarkan kepada “junior” cara
berorganisasi.
Dan
juga banyak siswa yang berfikir, apabila siswa terlalu aktif dalam
berorganisasi maka siswa tersebut akan mementingkan kegiatan organisasinya
dibandingkan sekolahnya sehingga sekolahnya terbengkalai. Anggapan inilah yang
membuat beberapa siswa tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan organisasi.
Di
dalam makalah ini akan menguraikan bagaimana meningkatkan sikap kerjasama dalam
sebuah organisasi yang mana menurut kami layak untuk dibahas, agar organisasi
yang dibangun tidak bubar dan kacau dikarenakan antara anggota satu dan lainnya
masih mementingkan dirinya sendiri. Cara untuk mengatur waktu dengan
sebaik-baiknya juga penting agar salah satu antara kegiatan organisasi dan
sekolah tidak diabaikan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, terdapat masalah yang akan dibahas, yaitu : “bagaimana
cara untuk meningkatkan sikap kerjasama dalam sebuah organisasi kesiswaan
(OSIS)?”. Untuk memudahkan pembahasan dari masalah ini, kami membuat beberapa
sub masalah:
1. Apa
itu organisasi?
2. Bagaimana
fungsi dan tujuan organisasi kesiswaan (OSIS) dalam lingkungan sekolah?
3. Bagaimana
peran sikap kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi kesiswaan OSIS?
4. Bagaimana
cara seorang siswa dapat menyeimbangkan antara kegiatan organisasi dan kegiatan
sekolah?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari
terbentuknya makalah ini adalah:
1. Dapat
mengetahui pengertian dari organisasi
2. Untuk
mengetahui peran OSIS dalam lingkungan sekolah
3. Memberikan
informasi bahwa dalam sebuah organisasi perlu adanya sikap saling kerjasama
4. Untuk
mengetahui bagaimana cara menyeimbangkan organisasi dan kegiatan sekolah
D.
Manfaat
Manfaat penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk
siswa, dapat mengerti makna, tujuan dan manfaat dari organisasi tersebut
2. Dapat
lebih meningkatkan peran organisasi dalam lingkungan sekolah
3. Dengan
membaca makalah ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan sikap saling kerjasama
antar sesama anggota
4. Agar
siswa bisa mengatur waktu antara kegiatan organisasi dan sekolah dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Organisasi
Organisasi
berasal dari kata organon, dalam
bahasa Yunani berarti alat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi
adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai
tujuan bersama.
Menurut Chester I. Barnard (dalam Jamal
Ma’mur Asmani, 2012: 17), dalam bukunya The
Executive Functions, mengemukakan, “Organisasi adalah sistem kerja sama
antara dua orang atau lebih.”
James
D. Mooney (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2012: 17) mengatakan, “Organisasi ialah
setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.
Dimock
(dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2012: 17) menjelaskan, “Organisasi adalah perpaduan
secara sistematis bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk
membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan
Pengertian
tersebut memberi gambaran awal bahwa ciri sebuah organisasi adalah adanya kerja
sama beberapa orang untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati. Kerja sama
membutuhkan pemimpin (leader) yang dianggap mampu memimpin anggota menuju
tujuan yang dicita-citakan. Selain itu, dibutuhkan juga anggota yang menjadi
partner kerja serta mekanisme yang mengatur proses interaksi antara pemimpin
dan anggota. Tentu mekanisme yang diharapkan selalu mngedepankan demokratisasi,
komunikasi, partisipasi, transparansi dan sinergi, sehingga antara pemimpin dan
anggota dapat berjalan secara terpadu dalam mewujudkan cita-cita bersama.
Organisasi juga diatur oleh sistem yang saling menyatu, tidak berjalan
sendiri-sendiri, serta dibingkai oleh visi dan misi menuju satu tujuan.
Masing-masing bagian mempunyai fungsi yang jelas yang semuanya mengarah kepada
pencapaian visi dan misi.
B.
Fungsi
dan Tujuan Organisasi Kesiswaan (OSIS)
Setiap
sekolah wajib membentuk organisasi siswa intra sekolah yang disingkat OSIS.
OSIS menjadi jantung sekolah dalam mendinamisir potensi anak didik dalam segala
hal. Organisasi ini mempunyai peran besar dalam menyediakan wahana aktualisasi
dan ekspresi bebas kepada siswa sesuai dengan bakat dan potensi besarnya, baik
berupa pidato, pramuka, seni kaligrafi, sastra, jurnalistik, menyanyi dan
lain-lain.
Adapun
dasar hukum berdirinya OSIS adalah sebagai berikut:
1. UU
Nomor 20 Tahun 2003; tentang sistem Pendidikan Nasional
2. UU
Nomor 14 Tahun 2005; tentang Guru dan Dosen
3. PP
19 Tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional
4. Peraturan
Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005; tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
5. Kep.
Mendukbud Nomor 0461/U/1984; tentang Pembinaan Kesiswaan
6. Kep.
Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/0/1992; tentang pedoman Pembinaan Kesiswaan
Dalam
upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah (OSIS) perlu
kejelasan mengenai pengertian, fungsi dan tujuan OSIS.
1. Pengertian
OSIS
Secara
semantik, di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di
sekolah adalah OSIS. Jadi, OSIS menjadi satu-satunya organisasi intra sekolah.
Masing-masing kata mempunyai pengertian:
1) Secara
umum, organisasi adalah kelompok kerja sama antara pribadi untuk mencapai
tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau
kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan
bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
2) Siswa
adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
3) Intra
berarti terletak di dalam dan di antara. Jadi, OSIS merupakan suatu organisasi
siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan
4) Sekolah
merupakan satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
yang dalam hal ini sekolah dasar dan sekolah menengah atau sekolah/madrasah
yang sederajat.
2. Fungsi
OSIS
Salah
satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Sebagai
salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah sebagai berikut:
1) Sebagai
satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur
pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan
2) Sebagai
motivator, yakni perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat
para siswa untuk berbuat serta melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan
3) Sebagai
upaya preventif. Apabila secara internal dan secara eksternal OSIS mampu
beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian, secara preventif OSIS ikut
mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah.
Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih
dahulu harus dapat diwujudkan.
3. Tujuan
OSIS
Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam OSIS, antara lain:
1) Meningkatkan
generasi penerus yang beriman dan bertaqwa
2) Memahami
serta menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral dalam mengambil
keputusan yang tepat
3) Membangun
landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam konteks kemajuan budaya
bangsa
4) Membangun,
mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era organisasi
5) Memperdalam
sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan kerja sama secara
mandiri, berfikir logis dan demokratis
6) Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik, budaya dan
intelektual
7) Meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4. Struktur
OSIS
Struktur
OSIS terdiri dari pembina, perwakilan kelas dan pengurus.
a. Pembina
OSIS
Pembina
OSIS terdiri dari:
1) Kepala
sekolah, sebagai ketua
2) Wakil
kepala sekolah, sebagai wakil ketua
3) Guru,
sebagai anggota, sedikitnya 5 orang dan bergantian setiap tahun pelajaran
Adapun
tugas dari pembina OSIS adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung
jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan pengembangan OSIS di sekolah
2) Memberikan
nasehat kepada perwakilan kelas dan pengurus
3) Mengesahkan
keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala sekolah
4) Mengesahkan
dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan sekolah
5) Menghadiri
rapat-rapat OSIS
6) Mengadakan
evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS
b. Perwakilan
Kelas
Perwakilan
kelas terdiri dari 2 orang dari setiap kelas. Adapun tugas dari perwakilan
kelas adalah sebagai berikut:
1) Mewakili
kelasnya dalam rapat perwakilan kelas
2) Mengajukan
usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS
3) Mengajukan
calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas
4) Memilih
pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan
5) Menilai
laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya
6) Bersama-sama
pengurus, menyususn anggaran rumah tangga
c. Pengurus
OSIS
1) Syarat
Pengurus OSIS
a) Taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b) Memiliki
budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman
c) Memiliki
bakat sebagai pemimpin
d) Tidak
terlibat penggunaan narkoba
e) Memiliki
kemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai
f) Dapat
mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu
karena menjadi pengurus OSIS
g) Pengurus
dicalonkan oleh perwakilan kelas
h) Tidak
duduk di kelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir
i) Syarat
lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah
2) Kewajiban
Pengurus
a) Menyusun
dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga OSIS
b) Selalu
menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolahnya
c) Menyampaikan
laporan pertanggung jawaban kepada pembina OSIS dan tembusannya kepada
perwakilan kelas pada akhir masa jabatan
d) Selalu
berkonsultasi dengan pembina
3) Struktur
dan Rincian Tugas Pengurus
a) Ketua
· Memimpin
organisasi dengan baik dan bijaksana
· Mengkoordinasi
semua aparat kepengurusan
· Menetapkan
kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh pihak pengurus
· Memimpin
rapat
· Menetapkan
kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
· Setiap
saat mengevaluasi kegiatan pengurus
b) Wakil
Ketua
· Bersama-sama
ketua menetapkan kebijaksanaan
· Memberikan
saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
· Menggantikan
ketua jika berhalangan
· Membantu
ketua dalam melaksanakan tugasnya
· Bertanggung
jawab kepada ketua
· Bersama
dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi
c) Sekretaris
· Memberikan
saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
· Mendampingi
ketua dalam memimpin setiap rapat
· Menyiarkan,
mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan
· Menyiapkan
laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
· Bersama
ketua menandatangani setiap surat
· Bertanggung
jawab atas tertib administrasi organisasi
· Bertindak
sebagai notulis dalam rapat atau diserahkan kepada wakil sekretaris
d) Wakil
Sekretaris
· Aktif
membantu pelaksanaan tugas sekretaris
· Menggantikan
sekretaris jika sekretaris berhalangan
· Membantu
wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi
e) Bendahara
dan Wakil Bendahara
· Bertanggung
jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang atau biaya yang diperlukan
· Membuat
tanda bukti kuitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untuk pertanggung
jawaban
· Bertanggung
jawab atas inventaris dan perbendaharaan
· Menyampaikan
laporan keuangan secara berkala
f) Ketua
Seksi
· Bertanggung
jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya
· Melaksanakan
kegiatan seksi yang diprogramkan
· Memimpin
rapat seksi
· Menetapkan
kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
· Menyampaikan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan seksi kepada ketua OSIS
g) Seksi
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
· Melaksanakan
ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing
· Memperingati
hari-hari besar agama
· Mengadakan
kegiatan lomba yang bersifat keagamaan
· Pengabdian
sosial masyarakat
· Pelaksanaan
seni bernapaskan agama
· Kegiatan
lain yang terkait dengan seksi ini
h) Seksi
Wawasan Keilmuan
· Membentuk
klub fisika, biologi, matematika, astronomi, ekonomi dan informatika/komputer
· Kegiatan
lain yang terkait dengan wawasan keilmuan
i) Seksi
Kepribadian Budi Pekerti dan Kehidupan Berbangsa
· Penerapan
tata tertib sekolah
· Penerapan
sopan santun
· Pencegahan
dampak narkoba
· Melaksanakan
tata krama siswa
· Kegiatan
lain yang masih terkait dengan seksi ini
j) Seksi
Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme
· Melaksanakan
upacara bendera setiap hari Senin serta hari-hari besar nasional
· Melaksanakan
bakti sosial
· Kemah
kerja siswa
· Memelihara
kelestarian dan keindahan lingkungan sekolah
· Kegiatan
lain yang terkait dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme
k) Seksi
Keterampilan dan Kewirausahaan
· Membentuk
koperasi siswa
· Membentuk
UKS
· Keterampilan
menciptakan suatu barang menjadi sempurna
· Keterampilan
di bidang mekanik, pertanian atau pertukangan
· Kegiatan
lain yang masih terkait dengan seksi ini
l) Seksi
Organisasi Kepemimpinan dan Demokrasi
· Melaksanakan
kegiatan latihan dasar kepemimpinan
· Membentuk
palang merah remaja (PMR)
· Membentuk
jurnalistik pelajar
· Menyelenggarakan
forum diskusi
· Membentuk
klub debat
· Kegiatan
lain yang masih terkait dengan seksi ini
m) Seksi
Apresiasi Seni Budaya dan Daya Kreasi
· Membentuk
sanggar seni
· Membentuk
vokal grup
· Menyelenggarakan
pentas seni musik, drama dan tari
· Mengadakan
kegiatan fotografi
· Mengadakan
kegiatan lainnya yang masih terkait dengan seksi ini
n) Seksi
olahraga dan kesehatan
· Membentuk
klub atletik
· Menyelenggarakan
klub voli, basket, sepak bola, dan bridge
· Membentuk
klub-klub olahraga tradisional
· Kegiatan
lain yang masih terkait dengan seksi ini
Pokok
– pokok kegiatan seksi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah dan sekolah masing-masing .
4) Anggaran
Dasar OSIS
Secara
struktural, anggaran dasar OSIS terdiri dari 7 bab dan pasal, yaitu :
a. Bab
I Nama, Waktu, dan Tempat Kedudukan
b. Bab
II Asas, Tujuan, dan sifat
c. Bab
III Keanggotaan dan keuangan
d. Bab
IV Hak dan Kewajiban anggota
e. Bab
V perangkat osis
f. Bab
VI masa jabatan
g. Bab
VII penutup
C.
Sikap
Kerjasama Dalam Organisasi
Kerjasama
merupakan syarat mutlak dalam melaksanakan program-program besar yang akan
membawa kemajuan pada masa akan datang. Kerjasama lahir dari semangat sinergi
dan kolaborasi. Oleh karena itu, jika kerjasama tidak terwujud maka program dan
cita-cita besar sulit diwujudkan. Untuk menghidupkan kerjasama, dibutuhkan jiwa
serta langkah-langkah organisatoris.
Mengadakan
rapat yang melibatkan seluruh elemen organisasi, sehingga masing-masing pihak
bisa mencurahkan isi hati, pikiran dan gagasannya, lalu mengapresiasi setiap
gagasan yang muncul, merupakan langkah yang afektif dalam menumbuhkan
kebersamaan, rasa saling memiliki dan peduli terhadap kelembagaan.
Michael
Maginn (dalam Akhmad Sudrajat, 2010) mengemukakan ada 14 (empat belas) cara
menumbuhkan semangat kerjasama, yakni:
1.
Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah
organisasi bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika organisasi
tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, organisasi tidak akan menghasilkan
apa-apa. Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh
organisasi, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja.
Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya
menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian
seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama
tersebut.
2.
Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap
anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab
terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para
guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas
tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain.
Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut
harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.
3.
Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun
setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja
sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman.
Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
4.
Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya
mengantisipasi masalah yang bisa terjadi. Seorang pemimpin yang baik
harus dapat mengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan
muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau
dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan
kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
5.
Gunakan konstitusi atau aturan organisasi yang telah
disepakati bersama. Peraturan dalam organisasi akan banyak membantu
mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk
ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga ada konsensus tim dalam
mengerjakan satu pekerjaan.
6.
Ajarkan rekan baru. Agar anggota baru mengetahui
bagaimana organisasi beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota organisasi
berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara
kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau
guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari”
bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang
sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru
mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin
belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah
tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
7.
Selalulah bekerjasama. Caranya dengan membuka pintu
gagasan orang lain. organisasi seharusnya menciptakan lingkungan yang
terbuka dengan gagasan setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi
masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama
sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
8.
Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya
dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu
kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan
untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan
perlu mencari kesamaan pandangan.
9.
Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan
pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga
atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan
mengarahkannya sebagai kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang
paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang
produktif.
10.
Perangi virus konflik. Jangan sekali-kali ”memproduksi”
konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas
yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan.
Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat
melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani.
11.
Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang,
sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung
menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi, tidak terbuka dan saling
curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di
sekolah biasanya berawal dari kebijakan yang tidak transparan atau
konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak
bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota
tim dapat memicu konflik.
12.
Saling memberi penghargaan. Faktor
nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah
berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah
pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah,
kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering
mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian
nasional, dan lain-lain.
13.
Evaluasilah tim secara teratur. Organisasi yang
efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap
anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan
tim, dan konstitusi tim.
14.
Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang
sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah
dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang
ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan
cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk
dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas
tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap
masalah.
D. Menyeimbangkan Waktu Berorganisasi
dan Sekolah
Kegiatan sekolah sangat erat kaitannya dengan
organisasi. Sebagian siswa berfikir bahwa mengikuti organisasi hanya akan
menyita waktu dan tenaga. Walaupun memang ada kenyataannya bahwa siswa yang
terlau aktif dalam berorganisasi, mereka akan lupa dengan tugas utamanya untuk
belajar.
Agar kita dapat menyeimbangkan waktu antara
berorganisasi dengan kegiatan sekolah, cermati tip-tip berikut ini:
a.
Cermati jadwal sekolah
Banyaknya waktu yang berbenturan antara sekolah dan
organisasi membuat siswa menjadi pusing dalam mengatur waktu. Ada baiknya kita
harus mengecek terlebih dahulu jadwal kegiatan sekolah sebelum memutuskan
jadwal kegiatan organisasi. Karena tugas utama siswa adalah untuk belajar, jadi
setelah dapat mencermati jadwal sekolah baru lah kita dapat menyusun jadwal
kegiatan organisasi di luar jadwal kegiatan sekolah.
b.
Seimbangkan proposi waktu
Pembagian waktu merupakan kunci penting untuk
menyeimbangkan waktu sekolah dan berorganisasi. Ketika jadwal antara organisasi
dan sekolah bentrok, maka cara menyelesaikannya adalah kita memang harus
memilih salah satu yang paling genting dan mendesak untuk dikerjakan terlebuh
dahulu. Karena yang namanya berat
sebelah dalam mengerjakan dua aktivitas yang berbeda itu pasti ada.
c.
Buat target atau agenda pencapaian
yang realistis
Buat catatan atau target apa saja yang harus di raih.
Buat prioritas pekerjaan dan fokuskan fikiran untuk menyelesaikan satu persatu.
Jadwal pencapaian target juga perlu dibuat agar tidak ada yang namanya
menunda-nunda pekerjaan.
d.
Taat rencana
Jika rencana dan agenda telah dibuat, hal berikutnya
yang wajib dilakukan adalah menaati apa yang sudah dirancang. Niat dan semangat
adalah poin penting untuk mewujudkan empat tips di atas. Apabila jadwal dan
agenda telah dibuat, namun tidak ada niat untuk menaatinya maka tujuan untuk
menyeimbangkan waktu kegiatan sekolah dan berorganisasi tidak akan
terealisasikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Organisasi
adalah adanya kerja sama beberapa orang untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati.
Di dalam berorganisasi perlu adanya sikap kerjasama. Kerja sama membutuhkan
pemimpin (leader) yang dianggap mampu memimpin anggota menuju tujuan yang
dicita-citakan. Selain itu, dibutuhkan juga anggota yang menjadi partner kerja
serta mekanisme yang mengatur proses interaksi antara pemimpin dan anggota.
OSIS
merupakan singkatan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah yang mana wajib
dimiliki oleh sekolah agar dapat mengembangkan potensi siswa di sekolah.
Masing-masing jabatan dalam OSIS memiliki program kerja yang satu sama lain.
Dengan adanya sikap saling kerjasama antar anggota dalam OSIS, maka setiap anggota
akan saling mendukung dalam melaksanakan program kerja yang telah ditentukan.
Apabila sikap kerjasama ini selalu dilaksanakan, maka tujuan OSIS akan cepat
terealisasikan.
Ada 4 tip untuk menyeimbangkan kegiatan sekolah dan
berorganisasi yaitu: cermati jadwal sekolah, menyeimbangkan proposi waktu,
membuat target atau agenda dan yang terakhir taat rencana.
0 komentar:
Posting Komentar